Sudah sangat lumrah, di setiap pergantian tahun, banyak orang mulai membuat resolusi baru. Misalnya punya mobil baru, rumah baru, turun berat badan 10kg, atau sixpack dalam 6 bulan. Resolusi baru yang diiringi dengan motivasi baru. Namun tidak sedikit juga yang tidak memiliki motivasi untuk membuat resolusi baru. Dan mulai mencari kisah-kisah motivasi untuk menambah motivasi di tahun baru. Nah, mungkin Anda salah satunya, karena sampai ke web ini. Well, sahabat motivasi, Anda sudah berusaha membuka laptop atau smartphone, membuka web browser, dan mengetikan alamat website ini lalu mulai membaca kisah motivasi, Anda sudah cukup termotivasi...!!! Yak, segera tutup web ini dan mulai lah membuat resolusi baru dan kejar targetnya. Selamat Tahun Baru!
Karena paceklik dan kesulitan ekonomi, seorang ayah menjual keledai satu-satunya ke pasar. Jarak dari pasar ke rumah cukup jauh. Ditemani anaknya, mereka berangkat menjual keledai.
Ayah dikiri dan si anak disebelah kanan. Pada saat dipertengahan jalan, mereka berpapasan dengan penduduk desa pertama. kata orang itu, "Kalian ini bodoh, koq ada keledai gak ditunggangi." Mendengar komentar warga, ia menuruti, maka si anak disuruh menunggang keledai.
Pada saat melewati desa kedua, kembali mereka berpapasan dengan warga. Komentar warga itu, "Wah, anak durhaka, masak orang tua disuruh jalan kaki, sementara ia enak ongkang-ongkang kaki diatas keledai." Mendengar omongan warga, akhirnya si ayah bertukar posisi dengan si anak.
Saat melewati desa ketiga, kembali warga setempat memberi komentar. "Wah, kan keledainya cukup besar, kenapa tidak ditunggangi berdua saja." Nah, si ayah pilir benar juga, maka si ayah dan anak menunggangi keledai tersebut. Nampak keledai itu terseok-seok berjalan menuju desa berikutnya.
Di desa berikutnya, kembali warga setempat berkomentar, "Wah, kalian ini kejam, binatang kurus begitu masih ditumpangi berdua, kan kasihan". Nah ayah dan anak menjadi bingung, setiap orang mempunyai pendapat, dan membuat mereka bingung.
Akhirnya si ayah dan anak menggendong keledai tersebut sampai ke pasar.
Sobat, kalau kita tidak punyai pendirian, tidak memakai nalar, hidup kita akan diombang ambingkan oleh pendapat orang. Hingga akhirnya menjadi semakin konyol seperti cerita diatas.
Ayah dikiri dan si anak disebelah kanan. Pada saat dipertengahan jalan, mereka berpapasan dengan penduduk desa pertama. kata orang itu, "Kalian ini bodoh, koq ada keledai gak ditunggangi." Mendengar komentar warga, ia menuruti, maka si anak disuruh menunggang keledai.
Pada saat melewati desa kedua, kembali mereka berpapasan dengan warga. Komentar warga itu, "Wah, anak durhaka, masak orang tua disuruh jalan kaki, sementara ia enak ongkang-ongkang kaki diatas keledai." Mendengar omongan warga, akhirnya si ayah bertukar posisi dengan si anak.
Saat melewati desa ketiga, kembali warga setempat memberi komentar. "Wah, kan keledainya cukup besar, kenapa tidak ditunggangi berdua saja." Nah, si ayah pilir benar juga, maka si ayah dan anak menunggangi keledai tersebut. Nampak keledai itu terseok-seok berjalan menuju desa berikutnya.
Di desa berikutnya, kembali warga setempat berkomentar, "Wah, kalian ini kejam, binatang kurus begitu masih ditumpangi berdua, kan kasihan". Nah ayah dan anak menjadi bingung, setiap orang mempunyai pendapat, dan membuat mereka bingung.
Akhirnya si ayah dan anak menggendong keledai tersebut sampai ke pasar.
Sobat, kalau kita tidak punyai pendirian, tidak memakai nalar, hidup kita akan diombang ambingkan oleh pendapat orang. Hingga akhirnya menjadi semakin konyol seperti cerita diatas.
Comments