Sudah sangat lumrah, di setiap pergantian tahun, banyak orang mulai membuat resolusi baru. Misalnya punya mobil baru, rumah baru, turun berat badan 10kg, atau sixpack dalam 6 bulan. Resolusi baru yang diiringi dengan motivasi baru. Namun tidak sedikit juga yang tidak memiliki motivasi untuk membuat resolusi baru. Dan mulai mencari kisah-kisah motivasi untuk menambah motivasi di tahun baru. Nah, mungkin Anda salah satunya, karena sampai ke web ini. Well, sahabat motivasi, Anda sudah berusaha membuka laptop atau smartphone, membuka web browser, dan mengetikan alamat website ini lalu mulai membaca kisah motivasi, Anda sudah cukup termotivasi...!!! Yak, segera tutup web ini dan mulai lah membuat resolusi baru dan kejar targetnya. Selamat Tahun Baru!
Seorang tukang kayu merasa sudah cukup umur, dan merasa lelah dan bosan dengan pekerjaannya ini. Kemudian dia mengajukan pensiun kepada bos-nya. Namun bosnya itu sangat sayang pada tukang kayunya ini. Dia begitu banyak berjasa atas berkembangnya perusahaan. Karena bosnya sangat percaya akan kemampuan tukang kayu ini, bosnya meminta untuk mengerjakan 1 proyek rumah lagi untuk perusahaan, sebagai karyanya yang terakhir.
Ah.. si tukang kayu berpikir, OK lah. Ini yang terakhir.
Akhirnya si tukang kayu ini bekerja membuat rumah terakhir itu. Namun, karena pikirannya sudah tidak berkonsentrasi pada pekerjaan, ditambah dengan emosinya yang sudah ingin pensiun, ditambah dengan pikiran negatif, wah.. perusahaan nih emang gak mau rugi, sampai titik darah penghabisan pun masih disuruh kerja. Maka hasil pekerjaannya kurang, atau bahkan tidak memuaskan. Bahan yang digunakan asal. Pengerjaan asal. Pokoknya cepat selesai dech! Begitu pikirnya. Hasilnya, rumah yang asal jadi.
Setelah selesai, kunci rumah itu diserahkan pada bos-nya. Bos-nya menyalami si tukang kayu itu dan mengucapkan, "Terima kasih, atas pelayananmu selama ini diperusahaan. Rumah ini saya berikan untuk kamu, karena kamu begitu berdedikasi dan banyak menyumbangkan tenaga dan pikiran sehingga perusahaan ini bisa maju."
Nah.. pembaca, tentu sangat kecewa dan terkejutnya si tukang kayu. Seharusnya ia bisa memperoleh rumah yang bagus untuk hari tuanya, namun apa yang didapat ? rumah yang asal jadi dengan bahan seadanya.
Seandainya ia tahu, bahwa rumah itu untuk dia, tentu dia akan membangun sekuat tenaga dan secantik mungkin.
Pola pikir sangat mempengaruhi kita dalam bertindak. Seharusnya prestasi yang dapat kita capai, namun hal yang nihil yang tercipta karena kita memiliki pikiran yang negatif. Lakukanlah selalu yang terbaik, kapan pun juga. Sukses!
Ah.. si tukang kayu berpikir, OK lah. Ini yang terakhir.
Akhirnya si tukang kayu ini bekerja membuat rumah terakhir itu. Namun, karena pikirannya sudah tidak berkonsentrasi pada pekerjaan, ditambah dengan emosinya yang sudah ingin pensiun, ditambah dengan pikiran negatif, wah.. perusahaan nih emang gak mau rugi, sampai titik darah penghabisan pun masih disuruh kerja. Maka hasil pekerjaannya kurang, atau bahkan tidak memuaskan. Bahan yang digunakan asal. Pengerjaan asal. Pokoknya cepat selesai dech! Begitu pikirnya. Hasilnya, rumah yang asal jadi.
Setelah selesai, kunci rumah itu diserahkan pada bos-nya. Bos-nya menyalami si tukang kayu itu dan mengucapkan, "Terima kasih, atas pelayananmu selama ini diperusahaan. Rumah ini saya berikan untuk kamu, karena kamu begitu berdedikasi dan banyak menyumbangkan tenaga dan pikiran sehingga perusahaan ini bisa maju."
Nah.. pembaca, tentu sangat kecewa dan terkejutnya si tukang kayu. Seharusnya ia bisa memperoleh rumah yang bagus untuk hari tuanya, namun apa yang didapat ? rumah yang asal jadi dengan bahan seadanya.
Seandainya ia tahu, bahwa rumah itu untuk dia, tentu dia akan membangun sekuat tenaga dan secantik mungkin.
Pola pikir sangat mempengaruhi kita dalam bertindak. Seharusnya prestasi yang dapat kita capai, namun hal yang nihil yang tercipta karena kita memiliki pikiran yang negatif. Lakukanlah selalu yang terbaik, kapan pun juga. Sukses!
Comments