Sudah sangat lumrah, di setiap pergantian tahun, banyak orang mulai membuat resolusi baru. Misalnya punya mobil baru, rumah baru, turun berat badan 10kg, atau sixpack dalam 6 bulan. Resolusi baru yang diiringi dengan motivasi baru. Namun tidak sedikit juga yang tidak memiliki motivasi untuk membuat resolusi baru. Dan mulai mencari kisah-kisah motivasi untuk menambah motivasi di tahun baru. Nah, mungkin Anda salah satunya, karena sampai ke web ini. Well, sahabat motivasi, Anda sudah berusaha membuka laptop atau smartphone, membuka web browser, dan mengetikan alamat website ini lalu mulai membaca kisah motivasi, Anda sudah cukup termotivasi...!!! Yak, segera tutup web ini dan mulai lah membuat resolusi baru dan kejar targetnya. Selamat Tahun Baru!
Beberapa tahun yang lalu, ada seorang guru ditugaskan mengajar kelas dengan anak terburuk dan nakal di daerah yang kumuh di Harlem. Suatu hari, secara tidak sengaja, sang guru melihat list IQ anak-anak didiknya. Hampir tidak dapat mempercayainya. Anak-anak ini briliant, jenius. Semenjak itu, sang guru memperlakukan anak-anak sebagai layaknya anak jenius, manusia dengan potensi tinggi.
Anda pasti dapat membayangkan hasil akhir dari cerita ini. Mereka lulus dari sekolah dengan nilai yang tinggi dan sukses menjadi orang-orang yang berguna dimasyarakat.
Nah, masalah sebenarnya. Sang guru tidak melihat list nilai IQ anak-anak didiknya, akan tetapi itu adalah list locker milik anak-anak disekolah tersebut. Karena sang guru melihat sebagai nilai IQ, dia memperlakukan anak-anak itu sebagai anak jenius. Guru tersebut telah mengubah cara hidup anak-anak tersebut. Dan anak-anak tersebut merespon sesuai dengan citra yang guru tersebut kira.
Jika seseorang percaya kita pintar, kita akan berusaha semampu kita untuk menunjukkan bahwa kita memang pintar. Bila seorang percaya bahwa kita mampu melakukan suatu tugas, maka kita akan berusaha sekuat tenaga untuk menyelesaikan tugas tersebut. Begitu sebaliknya, bila Anda menganggap seseorang tidak mampu, Anda akan menunjukkan sikap dan memperlakukan orang tersebut sebagai pecundang. Nah, percaya atau tidak, orang tersebut benar-benar akan menjadi pecundang, dan tidak mampu menyelesaikan tugas yang Anda berikan.
Begitu juga dengan diri Anda. Yakinkan diri Anda bahwa Anda mampu. Bahwa Anda memiliki potensi untuk maju. Maka semangat Anda, pola hidup Anda akan bergerak kearah positif.
Anda pasti dapat membayangkan hasil akhir dari cerita ini. Mereka lulus dari sekolah dengan nilai yang tinggi dan sukses menjadi orang-orang yang berguna dimasyarakat.
Nah, masalah sebenarnya. Sang guru tidak melihat list nilai IQ anak-anak didiknya, akan tetapi itu adalah list locker milik anak-anak disekolah tersebut. Karena sang guru melihat sebagai nilai IQ, dia memperlakukan anak-anak itu sebagai anak jenius. Guru tersebut telah mengubah cara hidup anak-anak tersebut. Dan anak-anak tersebut merespon sesuai dengan citra yang guru tersebut kira.
Jika seseorang percaya kita pintar, kita akan berusaha semampu kita untuk menunjukkan bahwa kita memang pintar. Bila seorang percaya bahwa kita mampu melakukan suatu tugas, maka kita akan berusaha sekuat tenaga untuk menyelesaikan tugas tersebut. Begitu sebaliknya, bila Anda menganggap seseorang tidak mampu, Anda akan menunjukkan sikap dan memperlakukan orang tersebut sebagai pecundang. Nah, percaya atau tidak, orang tersebut benar-benar akan menjadi pecundang, dan tidak mampu menyelesaikan tugas yang Anda berikan.
Begitu juga dengan diri Anda. Yakinkan diri Anda bahwa Anda mampu. Bahwa Anda memiliki potensi untuk maju. Maka semangat Anda, pola hidup Anda akan bergerak kearah positif.
Comments