Sudah sangat lumrah, di setiap pergantian tahun, banyak orang mulai membuat resolusi baru. Misalnya punya mobil baru, rumah baru, turun berat badan 10kg, atau sixpack dalam 6 bulan. Resolusi baru yang diiringi dengan motivasi baru. Namun tidak sedikit juga yang tidak memiliki motivasi untuk membuat resolusi baru. Dan mulai mencari kisah-kisah motivasi untuk menambah motivasi di tahun baru. Nah, mungkin Anda salah satunya, karena sampai ke web ini. Well, sahabat motivasi, Anda sudah berusaha membuka laptop atau smartphone, membuka web browser, dan mengetikan alamat website ini lalu mulai membaca kisah motivasi, Anda sudah cukup termotivasi...!!! Yak, segera tutup web ini dan mulai lah membuat resolusi baru dan kejar targetnya. Selamat Tahun Baru!
Membaca puisi, kata orang bisa meningkatkan nilai seni pada diri kita. Ada sebuah puisi yang berjudul “Feeling Blue”, isinya sebagai berikut
Feeling blue, buy some clothes.
Feeling lonely, turn the radio on.
Feeling despondent, read a funny book.
Feeling bored, watch TV.
Feeling empty, eat a sundae.
Feeling worthless, clean the house.
Feeling sad, tell a joke.
Ain’t this modern age wonderful? You don’t gotta feel nothing.
There’s a substitute for everything.
By: Lois A Cheney, “Feeling Blue” in Hansel, You Gotta Keep Dancin’, 107
yang artinya kurang lebih seperti ini:
Merasa murung, belilah beberapa pakaian
Merasa kesepian, nyalakan radio
Merasa depresi, baca buku yang menyenangkan
Merasa bosan, nontonlah TV
Merasa kosong, makanlah sundae
Merasa tak berguna, cobalah bersih-bersih rumah
Merasa sedih, ceritakan sebuah humor.
Bukankah abad modern ini indah? Kamu akan selalu terpenuhi.
Apapun selalu ada penggantinya.
Sajak ini mengatakan: mengajak kita untuk mengabaikan emosi kita, hindari kesulitan dan gantikanlah segala sesuatu dengan yang lainnya untuk menghindari perasaan kita yang sesungguhnya.
Apakah ini baik? Patutkah sajak ini menjadi teladan?
Bahasa sederhananya, ini namanya pelarian. Contoh ekstrem, Kita merasa depresi, Kenapa? karena bisnis kita tersendat, banyak utang, mari kita gantikan persaan depresi kita dengan pergi ke bar, mabuk-mabukan…. having fun bahasa kerennya.
Anda pasti setuju, keesokan harinya, bisnis kita MASIH TETAP tersendat dengan bonus tambahan, kepala pusing karena habis mabuk-mabukan (ah.. terasa makin sulit berpikir, masalah terasa lebih berat bukan?) dan cash flow negatif (untuk sebotol wiski). Bagaimana kalau kita ke bar lagi nanti malam?
Ya, jangan lakukan apa yang dikatakan sajak ini. Jangan gantikan perasaan yang timbul akibat suatu masalah dengan suatu tindakan kekanak-kanakan. Lihat akar permasalahannya, bukan perasaan yang timbul akibat permasalahan itu. Selesaikan masalahnya. Anda pasti setuju, perasaan itu akan hilang.
Masalah bukan untuk dihindari. Masalah adalah suatu tantangan yang harus kita hadapi, lewati, taklukan. Dengan menyelesaikan masalah, Anda telah maju lagi satu langkah. Anda bertambah dewasa. Dan Anda akan merasakan kebahagian dalam menyelesaikan tantangan ini.
Point lain yang perlu Anda perhatikan. Saat Anda membaca sesuatu, baik itu buku, karya seni, artikel. Selalu. Gunakanlah nalar Anda. Gunakanlah sistem value pada diri Anda. Apakah ini baik? Apakah ini benar? Filterlah dengan nalar dan sistem value Anda.
Ingat, menjadi tua itu pasti, menjadi dewasa adalah pilihan.
Feeling blue, buy some clothes.
Feeling lonely, turn the radio on.
Feeling despondent, read a funny book.
Feeling bored, watch TV.
Feeling empty, eat a sundae.
Feeling worthless, clean the house.
Feeling sad, tell a joke.
Ain’t this modern age wonderful? You don’t gotta feel nothing.
There’s a substitute for everything.
By: Lois A Cheney, “Feeling Blue” in Hansel, You Gotta Keep Dancin’, 107
yang artinya kurang lebih seperti ini:
Merasa murung, belilah beberapa pakaian
Merasa kesepian, nyalakan radio
Merasa depresi, baca buku yang menyenangkan
Merasa bosan, nontonlah TV
Merasa kosong, makanlah sundae
Merasa tak berguna, cobalah bersih-bersih rumah
Merasa sedih, ceritakan sebuah humor.
Bukankah abad modern ini indah? Kamu akan selalu terpenuhi.
Apapun selalu ada penggantinya.
Sajak ini mengatakan: mengajak kita untuk mengabaikan emosi kita, hindari kesulitan dan gantikanlah segala sesuatu dengan yang lainnya untuk menghindari perasaan kita yang sesungguhnya.
Apakah ini baik? Patutkah sajak ini menjadi teladan?
Bahasa sederhananya, ini namanya pelarian. Contoh ekstrem, Kita merasa depresi, Kenapa? karena bisnis kita tersendat, banyak utang, mari kita gantikan persaan depresi kita dengan pergi ke bar, mabuk-mabukan…. having fun bahasa kerennya.
Anda pasti setuju, keesokan harinya, bisnis kita MASIH TETAP tersendat dengan bonus tambahan, kepala pusing karena habis mabuk-mabukan (ah.. terasa makin sulit berpikir, masalah terasa lebih berat bukan?) dan cash flow negatif (untuk sebotol wiski). Bagaimana kalau kita ke bar lagi nanti malam?
Ya, jangan lakukan apa yang dikatakan sajak ini. Jangan gantikan perasaan yang timbul akibat suatu masalah dengan suatu tindakan kekanak-kanakan. Lihat akar permasalahannya, bukan perasaan yang timbul akibat permasalahan itu. Selesaikan masalahnya. Anda pasti setuju, perasaan itu akan hilang.
Masalah bukan untuk dihindari. Masalah adalah suatu tantangan yang harus kita hadapi, lewati, taklukan. Dengan menyelesaikan masalah, Anda telah maju lagi satu langkah. Anda bertambah dewasa. Dan Anda akan merasakan kebahagian dalam menyelesaikan tantangan ini.
Point lain yang perlu Anda perhatikan. Saat Anda membaca sesuatu, baik itu buku, karya seni, artikel. Selalu. Gunakanlah nalar Anda. Gunakanlah sistem value pada diri Anda. Apakah ini baik? Apakah ini benar? Filterlah dengan nalar dan sistem value Anda.
Ingat, menjadi tua itu pasti, menjadi dewasa adalah pilihan.
Comments