Skip to main content

Resolusi di Tahun Baru

Sudah sangat lumrah, di setiap pergantian tahun, banyak orang mulai membuat resolusi baru. Misalnya punya mobil baru, rumah baru, turun berat badan 10kg, atau sixpack dalam 6 bulan. Resolusi baru yang diiringi dengan motivasi baru. Namun tidak sedikit juga yang tidak memiliki motivasi untuk membuat resolusi baru. Dan mulai mencari kisah-kisah motivasi untuk menambah motivasi di tahun baru. Nah, mungkin Anda salah satunya, karena sampai ke web ini. Well, sahabat motivasi, Anda sudah berusaha membuka laptop atau smartphone, membuka web browser,  dan mengetikan alamat website ini lalu mulai membaca kisah motivasi, Anda sudah cukup termotivasi...!!! Yak, segera tutup web ini dan mulai lah membuat resolusi baru dan kejar targetnya. Selamat Tahun Baru!

Fokus pada akar

Berjalan-jalan di kota kelahiran sangat menyenangkan. Tidak sengaja, saya melewati suatu bangunan tua. Kebetulan yang mengerjakan pengecatan adalah teman saya. Setahu saya, teman saya itu profesional dalam mengerjakan tugasnya. Semua bangunan hasil renovasi atau buatannya 95% sempuran. Waktu saya perhatikan, bangunan itu cukup aneh, tua tapi warnanya genjreng cukup nendang dimata… Namun terkesan kumuh. Setelah saya perhatikan lagi, ternyata bangunan tersebut hanya murni dicat saja, lapisan tembok yang sudah tua dan banyak jamurnya tidak dibersihkan. Yah, mungkin pemiliknya tidak memiliki cukup budget. Namanya juga mau irit, ya.. bayar murah gak mungkin dapat hasil maksimal.

Saya jadi teringat, 4 tahun yang lalu, saya mengontrak rumah bersama rekan kerja. Nah, kebetulan kami semua laki-laki. Ditambah jam kerja dari 8 ke 5 tidak memungkinkan kami untuk menyalurkan hobi atau bakat berkebun.

Jadi sudah menjadi schedule kami setiap 3 bulan, kami harus memotong rumput. Wah.. ternyata melelahkan juga. Walaupun dikerjakan bersama-sama, cukup menguras tenaga dan waktu yang lama. Belum lagi rumput yang terpotong harus dibakar.

1 minggu pertama sih masih terlihat hasil kerja keras kami. Halaman rumah bersih dan cerah. Minggu ke 2 mulai deh tumbuh rumput-rumput mungil disana-sini. Minggu ke 3, halaman sudah mulai penuh. Bulan ke 3, yah.. welcome to the jungle. Tinggal nunggu di protes sama pak RT atau tetangga saja.

Pembaca, apakah Anda menangkap kesamaan dari dua cerita diatas? Hmm.. apa kira-kira. Kerja Sia-Sia? mungkin cocok juga. OK, kenapa kerja kita menjadi sia-sia? Ya.. karena kami tidak membereskan masalah pada akarnya. Bangunan tua seharusnya temboknya diperbaiki dulu, jamur, kerak, retakan dirapikan dulu. Baru setelah itu dicat. Tentu cat akan lebih tahan lama, dan bangunan akan lebih sedap dipandang.

Begitu juga rumput, kita harus cabut dari akarnya, jangan cuma sekedar potong batangnya. Alhasil, rumput akan tumbuh lagi dengan cepat.

Begitu juga dengan kebiasaan kita. Kita memiliki kebiasaan kurang baik atau bahkan buruk. Kita jangan menambalnya dengan sesuatu yang tidak permanen. Karena itu akan sia-sia. Kebiasaan buruk akan segera muncul kembali. Contoh, kita kurang bisa diterima orang. Mungkin sikap kita terkesan ketus atau sinis. Percuma saja kalau Anda memakai metoda selalu tersenyum bila bertemu setiap orang. Bisa disangka gila nanti.

Perbaiki karakter kita. Apakah karakter kita memang kaku atau sinis terhadap orang. Kenapa kita bisa sinis atau menyebalkan. Perbaiki itu. Niscaya tanpa perlu pasang senyum yang gak jelas, orang-orang akan menerima Anda karena perubahan sikap yang dari dasar. Dan percaya saja, senyum Anda pasti lebih bernilai dan hangat.

penulis: anonim

Comments

Anonymous said…
Ali (aleels16@yahoo.com) said:
Sederhana dan mencerahkan. Cukup cerdas untuk menyinggung kehidupan sehari-hari.