Skip to main content

Resolusi di Tahun Baru

Sudah sangat lumrah, di setiap pergantian tahun, banyak orang mulai membuat resolusi baru. Misalnya punya mobil baru, rumah baru, turun berat badan 10kg, atau sixpack dalam 6 bulan. Resolusi baru yang diiringi dengan motivasi baru. Namun tidak sedikit juga yang tidak memiliki motivasi untuk membuat resolusi baru. Dan mulai mencari kisah-kisah motivasi untuk menambah motivasi di tahun baru. Nah, mungkin Anda salah satunya, karena sampai ke web ini. Well, sahabat motivasi, Anda sudah berusaha membuka laptop atau smartphone, membuka web browser,  dan mengetikan alamat website ini lalu mulai membaca kisah motivasi, Anda sudah cukup termotivasi...!!! Yak, segera tutup web ini dan mulai lah membuat resolusi baru dan kejar targetnya. Selamat Tahun Baru!

Tanggung Jawab

Ada sebuah kisah nyata dimana orang dalam kisah ini tidak mau mengambil tanggung jawab atas kelemahan pada dirinya, dan menyalahkan pihak lain. Charles Sykes penulis buku The Nation of Victims, mengistilahkan sebagai Mentalitas Seorang Korban.

Kisah ini terjadi di Chicago. Pria ini melayangkan komplen kepada Divisi Hak Kaum Minoritas Amerika. Pria ini mengkomplen bahwa Resto McDonald’s melanggar hukum federal tentang hak perlindungan yang sejajar, dikarenakan tempat duduk di resto McDonald tidak cukup luas untuk menampungnya duduk. Berikut surat pernyataan dari orang tersebut:

Saya sebagai perwakilan dari kaum minoritas seperti kaum kulit hitam, mexico, latin, asia atau kaum wanita. Perusahaan Anda telah melakukan tindak diskriminasi terhadap orang-orang yang besar (kegemukan, oversize) baik itu orang yang tinggi dan orang gemuk. Kami telah mempersiapkan, jika diperlukan, membawa masalah ini pada pihak yang berwenang karena melanggar Hak yang setara dalam penggunaan sarana umum.

Saya memiliki ukuran pinggul 60 inchi dan tinggi badan 6 kaki 5 inchi. Sangatlah tidak mungkin untuk dilayani di restoran karena tipe tempat duduk yang anda sediakan. Dan juga, tempat duduk single terlalu kecil untuk individu yang memiliki postur kelebihan berat badan.

Kami sangat serius meminta McDonald untuk memperhatikan keberadaan kaum yang memiliki kelebihan berat badan, dimana kaum ini mengambil porsi 20% dari populasi Amerika. Dan melakukan tindakan dengan menyediakan paling tidak 20% tempat duduk yang cocok untuk kaum kelebihan berat badan.

Kami akan menunggu tindak lanjut dari McDonald selama 30 hari.

Kolumnis Chicago Tribune Mike Royko, menyatakan bahwa pria tersebut (pria yang melakukan komplain), berusaha menyama ratakan keberadaan dirinya dengan kaum Mexico, Latin, Asia dan Kulit hitam. Dan hal ini tidaklah dapat diterima. Pria tersebut tidak lahir dengan ukuran pinggul sebesar 60 inchi dan bokong yang sangat besar. Dia sendiri yang bertanggung jawab atas potret diri yang ia ciptakan dengan bokongnya yang luar biasa itu. Masalah dia adalah tanggung jawab dia. Orang yang paling liberal pun akan setuju bahwa pria dengan pinggul dan bokong yang luar biasanya itu bukan tanggung jawab dari pemerintah Amerika atau McDonald

Kisah diatas adalah sungguh terjadi. Apakah pembaca juga setuju, masalah pria tersebut adalah tanggung jawab dirinya? Sangatlah tidak masuk akal dan sangat tidak bertanggung jawab, menyalahkan orang lain atas masalah pribadi kita. Jangan biasakan mentalitas “saya cuma korban”, mulailah berdisiplin dan mengambil tanggung jawab atas diri anda sendiri.

“The best years of your life are the ones in which you decide your problems are your own. You don’t blame them on your mother, the ecology, or the president. You realize that you control your own destiny.”

-Psychologist Albert Ellis

Comments

Anonymous said…
Yanida Budhiarti, ST (ida_hcn@yahoo.co.id) said:
Saat kita memulai mengambil keputusan untuk menjadi yang terbaik dan memberikan yang terbaik dalam kehidupan kita, kita tidak boleh tinggal diam.Kita harus terus mencoba menghadapi tantangan yang ada. Tuhan tidak tidur, selagi kita berusaha dengan ketekunan diiringi dengan doa, Tuhan melihat kerja keras kita. Segala sesuatu yang kita lakukan dengan senang hati akan menjadi berkat bagi diri kita sendiri dan lingkungan kita.Terus Semangat dan memulai bertanggungjawab pada diri sendiri.
Anonymous said…
saifudin bahri (frere_handles@yahoo.com) said:
kerja adalah proses,tinggal kita memulainya darimana dan kapan harus kita lakukan,20 tahun lagi,10 tahun lagi,5 tahun lagi,atau setelah sekolah,kuliah.apakah kita punya kesempatan untuk kerja setelah itu? hanya Tuhan yang tau.untuk sukses diaera global kita harus jemput bola,sebelum diambil oleh musuh.”kerja adalah proses,dan harus segera kita mulai”