Anchor ada tiga jenis. Pertama, anchor secara visual atau melalui penglihatan. Pada saat anda melihat orang yang berbaju putih. Mungkin anda pasti berpikir orang tersebut perawat, suster atau dokter. Kedua, anchor secara audio dilakukan melalui suara atau bunyi-bunyian. Contoh sederhanya adalah bell sekolah. Pada saat bunyi bell, siswa pun secara otomatis sudah mengetahuinya dengan baik. Apakah saatnya masuk kelas, keluar main atau pulang sekolah? Semuanya sudah terekam di bawah sadarnya. Jenis yang terakhir adalah anchor secara kinestetik atau gerakan. Pernahkan anda mengetahui pada saat seseorang menepuk pundak anda. Baik itu pundak bagian kiri ataupun kanan. Secara bawah sadar, bila ada orang yang melakukannya. Pasti mereka adalah orang dekat atau orang yang sangat anda sayangi. Atau pada saat anda menyuruh orang diam. Cukup dekatkan jari telunjuk ke mulut. Lakukan beberapa kali. Otomatis mereka tahu, anda menyuruh diam. Itu semua dilakukan secara alamiah.
Ketika melakukan kelas publik workshop Change Your Mindset. Materi anchoring termasuk salah satu yang dibahas. Bagaimana melakukan anchoring yang baik dan tepat? Inilah caranya:
Pertama, bayangkan pada saat anda benar sedang semangat atau percaya diri.
Saya pun meminta seorang peserta untuk mau jadi sukarelawan. Ternyata yang maju adalah seorang wanita. Saya pun menanyakan kepadanya. ”Pernah mengalami kejadian yang membuat anda semangat dan percaya diri?”. Dia pun menjawab,”Pernah”. Baik. Silahkan duduk. Dan nyamankan dirimu. Relaks. Tarik nafas secara perlahan…….Dan buang secara perlahan juga….kemudian hitung dalam hati. Dimulai dari angka 1,2…..teruskan sampai angka yang membuat kamu nyaman.
Kemudian amati fisiologisnya (bahasa tubuh). Bila sudah merasa nyaman, baru lakukan sugesti berikutnya. ”Baik. Lihat persis kejadian yang membuat kamu semangat dan percaya diri…….Dengarkan suara-suara….baik suara dalam hatimu atau suara lain yang membuat kamu makin semangat dan percaya diri……..Rasakan sekarang….”. Teruskan amati fisiologisnya….
Kedua, bila sudah merasakan benar-benar semangat lakukan gerakan yang unik.
”Bila kamu sudah merasakan…..benar-benar semangat…….Lakukan suatu gerakan unik……. Boleh menggunakan anggota tubuhmu atau yang lain…. ”. Tidak beberapa lama kemudian. Diapun berteriak semangat…… Dan saya pun melihat dia mengenggam kedua tangannya dengan erat dan kuat. Saya pun melakukan validasi. ”Bila kamu menggenggam kedua tangan kamu dengan erat dan kuat Kamu menjadi lebih semangat dan percaya diri. Saya pun melihat wajahnya menjadi semangat……Oke….sekarang lepaskan genggaman tanganmu…. Wajahnya pun berubah……Baik sekarang genggam kedua tanganmu lagi…..wajahnya pun menjadi semangat kembali……” Saya melakukan ini beberapa kali untuk memastikan bahwa anchor sudah berlangsung dengan baik.
Ketiga, lakukan future pacing (kejadian yang akan datang)
”Baik…..bila kamu down atau kurang percaya diri…..kamu cukup melakukan….dengan menggenggam kedua tanganmu dengan erat dan kuat….kamu menjadi semangat dan percaya diri. Diapun menggangukkan kepalanya. Pertanda dia setuju. Bangunkan secara perlahan.
Bila anda sudah melakukan anhor sebaiknya mulai ditest. Setiap hari melakukan semakin bagus. Membuat anchor yang terbentuk semakin kuat. Bila anda tidak menggunakannya, maka anchor tersebut akan semakin lemah dan hilang. Terpaksa anda harus membuat anchor yang baru lagi.
Oh, ya….bila melakukan gerakan sebaiknya yang unik. Biar anda sendiri yang tahu artinya. Jangan pernah melakukan gerakannya yang sama seperti orang lain. Misalnya bersalaman, jentik jari, tepuk tangan. Semakin unik gerakan anda semakin bagus.
Selamat melakukan anchor sesuai dengan selera anda.
source: rumahmotivasi.com/?p=70
Comments
jadi inget ketika training NLP dulu
untung ada artikel ini, kalo tdk udah lupa dech ama teknik anchoring
Komang Sutirta
www.sutirta.com